Selamat pagi. Selamat menunaikan ibadah puasa ^^ pagi
ini aku mau mulai rajin-rajin nulis cerita mini deh... mari berlatih, mari
melangkah :)))
TEH
HANGAT
Selepas
gerimis di siang yang sama sekali tak nampak seperti siang ini, dua perempuan
muda itu masih terlihat terduduk di kursi yang berhadapan. Keduanya masih sama
diam menerawang jalanan yang sedikit lengang dari balik jendela kaca cafe.
“Lihat.
Gerimis mulai menghilang. Aku mulai sesak kepayahan” ucap perempuan berbaju
abu-abu itu tanpa menoleh ke arah temannya.
“Aku
tahu Ra. Sudahlah” balas perempuan yang satunya dengan nada menyerah.
“Hahaha.
Benar. Aku masih tak bisa bertindak Na” Kemudian keduanya saling bertatapan. Ada
hening sejenak. Dan hanya helaan napas panjang yang terdengar setelahnya.
“Setiap
gerimis datang senyumnya datang Na. Aku tak pernah berdaya” perempuan yang
bernama Adhira itu kemudian menyeruput perlahan teh hangat yang sejak lima
belas menit lalu nganggur di depannya.
Defina
hanya bisa tertawa kecil melihat temannya berkaca-kaca. “Sudah hampir dua
semester ini aku menemanimu menikmati teh hangat di sini Ra. Dan kamu masih
sama saja. Dengan segala duka dan penyesalan. Lupakanlah.”
“Kemarin,
dia terlihat bahagia. Sudah punya pendamping... atau apa?” mendadak muka Adhira
meredup dan tertunduk.
“Ra!
Dimana? Media sosial? Hentikan!”
Gerimis
kecil-kecil terlihat menyerbu kaca jendela di samping mereka. Kedua perempuan
itu memutuskan untuk memesan teh hangat lagi. Dan... akan ada keheningan yang
cukup panjang lagi di antara keduanya.
“Na,
dia benar-benar sudah punya yang lain. Ah! Tapi, mau dia sudah berpasangan atau
belum tetap tidak akan merubah segala sesuatunya kan? dia tetap dia. Tak akan
bertambah baik sedikitpun. Tak akan bertambah buruk sedikitpun. Hanya saja...”
“Apa!?”
“Aku
terluka”
Defina
yang sedari tadi hanya sanggup menghela napas panjang kini mulai tak tahan
dengan temannya “Aku sudah bilang sejak awal. Pergi dan lupakan. Atau tunggulah
dan sakit sekalian. Jangan bodoh Ra. Aku nggak mau kamu.....”
Dua
cangkir teh hangat yang baru saja sampai di meja keca itu masih mengepul dan
belum tersentuh pemesannya. Barangkali memang tak akan pernah disentuh. Kedua
perempuan yang sedari tadi terlihat bersemangat berbincang mendadak membisu.
Oza.
Di meja sebelah bersama seorang gadis jelita terlihat saling melempar sayang. Keduanya
terlihat bahagia. Benar. Keduanya bahkan tak pernah sadar dengan obrolan sengit
antara dua perempuan muda di meja sebelahnya.
Derai
hujan melebat di luar sana, jendela kaca basah. Bersamaan dengan pipi Adhira
yang tak kalah basah. Disaksikannya, kekasihnya (dahulu) bersama kekasih
barunya.
..Sekian..
Allahuakbar!
Bahahahaha... semacam lega. Semacam... entah. Cerita mini pertama penuh luka.
Besoknya wajib bahagia yeeeaaaayyy >,<
Selamat
pagi, selamat puasa, selamat melangkah! Selamat deh buat kamu *apa’an??*
gituuuu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar