Teater Bahtera “Patung Kekasih”


“Patung sangat mendekatkan kita pada kematian. Dan cinta kasih merupakan sukma kehidupan”

Senin, 01 Desember 2014
Pelataran C13 FBS UNY

Selamat senja kamu yang bermuka masam karena menunggu lama, sendirian :') 

Kita sama diam layaknya patung
Kita sama menggigil dibasahnya rumput
Kita sama rindu pada satu waktu
Lalu, ribuan ucap cakap tercecer dalam
bisu, sunyi, dan...
Aku sama tahu menahu, kamu pun sama
Apa jawaban ribuan ucap cakap dalam bisu itu
Rindu!

Ada yang diam-diam mencuri mata sambil berusaha mengkondisikan debaran jantungnya yang tak karuan.
Ada yang diam-diam tersipu dalam kegelapan seraya mengatur napas meski kesusahan.
Ada yang tak sadar bahwa.... malam datang terlalu cepat dan seperti tak mengahasilkan apa-apa.
Ada yang tak ingin berpisah meskipun tahu esok pagi akan berjumpa hari panjang.
Ada yang tak ingin buru-buru pulang meski tahu jalanan mulai lengang, lampu mulai padam, dan hujan mungkin saja menderai hebat semalaman.
1

Cinta itu BEGINI


Selamat pagi Jum’at ^^
Lagi pengen ngomongin cinta. Sekedar nulis aja sih, biar nggak lupa. Ini sebenarnya berawal dari mata kuliah Apresiasi Budaya, sama Pak Ibnu :)

Cinta adalah kasih. Cinta adalah mengasihi.
Walaupun aku sedikit banyak tahu tentang yang namanya cinta. Tapi pengen aja mengabadikan (?) ilmu dari Pak Dosen yang katanya sudah banyak memakan asam garam kehidupan hehehe
Dalam KBBI dijelaskan cinta adalah suka sekali; sayang benar.

Jadi. Cinta itu begini...
Seorang Ibu memberikan wujud kasih sayang atau cinta kasihnya kepada anaknya yang sedang menangis. Ada beberapa kemungkinan saat seorang bayi itu menangis. Misalnya bayi itu sedang lapar.Maka, sang Ibu akan segera memberinya susu.
Sesederhana itu.
Cinta adalah memberikan apa yang dibutuhkan. Iya, cinta adalah memberi. Seorang yang mencintai akan tahu apa yang dibutuhkan orang dicintainya. Bukan memberikan yang diinginkannya.
Ngerti kan?
Lalu, bayi yang sudah diberi makan akan tenang. Tenang berarti nyaman. Dari rasa nyaman yang berkelanjutan itu, bayi akan berusaha atau belajar menyayangi Ibunya.
Simpel ya?
Cinta kasih itu akan otomatis membuat seseorang merasa nyaman. He’em, ketika Dia nyaman maka Dia tenang.
Oh ya, dan cinta itu adalah pemberian.
Pemberian tanpa pamrih. Memberikan apapun yang sekirannya dibutuhkan orang yang dicintainya. Tanpa menuntut apapun.
Tanpa menuntut kamu harus ini. kamu harus itu. Kamu harus jadi kayak gini. Kamu kurang gini. Ahhhh~ kamu indah dengan kekuranganmu. Aku tahu.

Kamu INDAH. Iya kamu ^^
Kata pak dosen... “Keindahan adalah ciptaan Tuhan. Sedangkan seni adalah hasik karya manusia”
Karena kamu adalah cipataan Tuhan. Dan kamu benar-benar indah. Kamu adalah salah satu dari jutaan keindahan yang Tuhan ciptakan untuk aku saksikan. Percayalah!
Dan keindahan itu nggak harus simteris dan sempurna.
Seni mengajarkan kita untuk peka. Sayang banget aku susah peka hahaha mau belajar seni, aku juga harus mau belajar peka. Gitu deh~

Jadi, cintailah orang yang kamu cintai dengan demikian dan demikian. Selagi masih diberi kesempatan untuk mencintai ^^ orangtua, saudara, kerabat, sahabat, teman, tetangga, saudaranya tetangga, pacarnya tetangga *ditendang*, mantan *digebuk* , aak burjo *dublak magelangan*, mas-mas bakso tusuk, mas-mas es cendol .... terserah!
Cintai siapa saja. Asal jangan nggilani dan berlebihan sih ya.... jangan-jangan di jalan liat mbak-mbak terseok-seok kepanasan meniti jalan yang panjang, terus dicariin selang, di gelonggong. Nggak boleh!
 Yapokoknya yang mencintai dengan cara pinter deh.

MIKIR!!!~ *gitu kata pak dosen* >,<

Sekian ^^ semoga hari-harimu menyenangkan dan penuh cinta *ciumin satu-satu*
0

Ngobaran Ngrenehan




Selamat pagi Sabtu, selamat pagi harapan-harapan lama yang tak kunjung selesaii diperbaharui ^^
Selamat pagi hari dimana aku sudah lama tidak merasakan semacam hari ini. LIBUR~ *peluk bantal*

Pantai Ngobaran?
            Minggu pagi, tanggal 19 Oktober 2014, aku dan ‘keluarga besar’ku –simbah-simbahku, adiknya bapak, saudaranya adiknya bapak, anaknya adiknya bapak, anaknya saudaranya adiknya bapak, menantunya simbah, anaknya menantunya simbah, tetangga depan rumah, tetangga RT sebelah...sudahlah! aku lelah menyebutkan satu persatu silsilah keluarga yang tak pernah tahu dimana ujungnya. Yapokoknya sebis, semobil, dan 3 motor bareng-bareng mendaki gunung lewati lembahhh~ banyak ya? semacam mau demo. Semacam mau bedol desa. Semacam...mau move on bareng-bareng *apalah ini?*
           
Sekitar 2 jam, atau 1,5 jam perjalanan menuju pantai Ngobaran.
“Ngobaran? Apaan tuh?” – NORAK LU! :v
Gini nih, aku jelasin *sok paham*
            Ngobaran adalah nama salah satu dari sekian pantai eksotis yang terletak di Gunung Kidul. Jalan beraspal yang menanjak dan berkelok-kelok menuju lokasi, sehingga tak jarang kita jumpai penduduk setempat berjaga-jaga di pinggir jalan. Semacam memberi rambu-rambu, meminimalisir terjadinya tabrakan. Barangkali sih gitu :D aspal hitam, lumayan bagus lah. Namun, masih sedikit kita jumpai lubang di jalan. Sejauh pengalaman saya ke sana, akses jalan menuju lokasi cukup mudah dijangkau. Daripada Pantai Pok Tunggal ya lumayan ini jalannya? Hemmmm~ padahal Pok Tunggal bagus banget, akkhhh pengen ke sana lagi. Ayok kamu, kita ketemu. Di mimpi indahku misalnya. Terus dalam semunya bunga tidur kita jalan-jalan bareng deh *ini apa lagi?*
Balik ke topik utama \^0^/
           
Apa sih yang kita dapatkan di pantai Ngobaran?
Yang pertama adalah kenangan. Lalala~
Yang kedua adalah selain kenangan. -_-
JADI APA ?! :3
Ngobaran adalah pantai yang cukup unik. Pertama kita akan melihat tebing-tebing tinggi yang menawan. Melihat pura(?) sama ptung-patung. Pasir putih yang agak kasar, kayak beras haha pas nginjek tiba-tiba langsung laper dan keinget ricecooker -____- ombak di pantai yang satu ini cukup gede ya, ati-ati aja. Ya kamu? Ati-ati! *kumat* pantainya cukup luas, sangat luas. Asik banget buat foto-foto. Tapi panas... ya nggak papa, dari pada panas-panasan nggak dapet apa-apa? Ya kan?

Yang selanjutnya adalah... Ngrenehan. Pantai ini jaraknya nggak jauh dari pantai Ngobaran. Kalau naik motor kira-kira sekian kedipan mata, udah sampai! Barangkali seratus kedipan. Atau seribu kedipanmungkin. Entah. Ya kira-kira 2kilometer. Gitu...
Dahulu kala. Ketika pantai Gunug Kidul tak setenar saat ini, aku-bapak-adekku-tetangga-tetanggaku-dan sudahi saja menjelaskan berapa umat yang ikut kala itu- pernah ke sini, Ngrenehan. Kala itu, rumpur laut atau alga yang berwarna coklat masih memenuhui hampir  seluruh bibir pantai. Terkesan kotor. Ya meskipun sekarang masih ada sekian dan sekian rumput laut coklat, tapi tidak sebanyak kala itu *berasa tua banget*
Pantai Ngrenehan ini semacam ‘Depoknya Parangtritis’. Kayak tempat persinggahan buat makan. Ikan bakar, ikan goreng, ikan telanjang, ikan kemasan, ikan yang mirip kamu, ikan yang mirip gebetan baru kamu –boleh dibakar? Boleh-
Ombak di pantai ini cukup tenang. Pantainya kayak kolam gituh deh O.O di apit dua tebing yang menawan. Ya kayak kolam luas di tengah tebing. Banyak kapal-kapal. Kalau beranii boleh juga lho naik kapal, mengarungi lautan, lautan kenangan misalnya *kumat lagi* pasirnya putih dan lebih lembut dari pada pasir Ngobaran. Cocok buat bedakan. Coba aja -_-

“Kalau kamu masih aja kesepian di tempat ramai. Berarti ada yang salah sama hidupmu.”
Gaya ya quote-nya, sok tua banget -___- itu artinya, barangkali kamu kebelet eek pas di keramaian, makanya keliatan kesepian. Iya gitu.


Eh kamu Ngapain aja di sana? Itu kemarinnya :3 Seneng-seneng ya? Wah! Ciye, pdkt sama gebetan baru juga ya? duh.
Kok tiba-tiba saja hatiku seremuk dan sekasar pasir putih pantai Ngobaran ya?


0

CANDI ABANG





Selamat pagi mblo, semangat ya menjalani hidup yang berat ini :)
Jangan terlalu dipikirkan omongan orang. Toh ini hidup kita sendiri. mana tahu mereka bagaimana jalan dan proses hidup kita sampai di posisi sekarang ini. lagian yang tahu apakah kita benar-benar bahagia atau berpura-pura bahagia Cuma kita sendiri.

Candi abang? Serius banget ya judulnya. Postingan kali ini Bukan review candi, bukan. Bukan juga penjelasan relief, nggak mungkin juga sih. lagian kemarin mata kuliah sastra lama, analisis relief udah cukup kenyang. Sangat kenyang. Cuma mau curhat aja sih. Tentang hobi mainku yang terbatas waktu dan norma. Tentang sahabat-sahabatku. Tentang menikmati hidup. Tentang mencintai diri sendiri :) tentang seneng-seneng yang aman dan sesuai norma/aturan-aturan hidup, murah meriah pastinya hahahaha

Hari Jum’at tanggal 17 Oktober 2014.
Setelah kuliah dua SKS usai, ya kira-kira jam 8.30an. siap-siap ke .... enggg Prambanan? Bukan candinya, sungguh bukan. Ke daerah situ deh pokoknya. Sebenernya kuliah hari Jum’at itu bener-bener boros waktu ya? lagian Cuma 2 sks. Kayak anak TK. Bukan sih, ini lebih singkat. Kayak anak Paud pergi sekolah. Aduh, bukan juga, ini kayak pergi TPA. TPA-nya di luar  kota. Capai sekali. Ya nggak papa, ya nggak papa. Jomblo sih santai santai aja :D

Singkatnya, Aku sama Pepy ketemu Inung di deket FMIPA yang letaknya di Selatan Timur FBS, daerah utara bagian timur dari GOR. Ya pokoknya di jalan berkonblok yang lumayan sepi dengan pohon-pohon yang lumayan teduh. Di situ. Ia di situ, Inung termangu sendirian, katanya nunggu Pitri ketemu Bapaknya, aelah~

Setelah melewati proses panjang, termasuk mampir moses yang kebanyakan kios(?) konter(?) masih tutup. Tiba-tiba aku sama pepy udah teronggok dipinggir jalan. Mana ya? wetan PUDJA, ngarep UIN. Nah kono kui >< berkedip-kedip, tengok kaca spion dan kemudian mencium bau-bau Inung sama Pitri lewat. Maka dimulailah hari baik ini dengan bersuka cita. Menebar kebahagiaan bersama-sama *tabokin satu-satu* agak berlebihan ya -___-

Jalan yang panjang. Melewati hutan. Melewati sawah. Melewati bukit. Melewati masa lalu. Melewati kamu, iya kamu *mulai kacau*. Jalan sempit. Jalan luas. Jalan agak luas. Jalan nanjak. Jalan mulus jalan ancur. Pokoknya semua na-no-na-no di jalanan sudah tercicipi semua deh *berlebihan kan*. Beberapa jam kemudian, setelah di jemput Lita, setelah nunggu setengah jam di pinggir jalan. Kita sampai juga di rumah Lita. Di rumah boncel yang masnya katanya seganteng malaikat tak bersayap dan berwajah teduh wkwkwkwk *lagi-lagi berlebihan* sudahlah~ masih gantengan kamu kok, santai :v tapi karna kamu udah menjauh dan menghilang, gantengnya juga menjauh dana menghilang. Sayang banget kan? sini balik lagi *kode gagal* *tambah kacau*

Ngerjain tugas morfologi.
Pamitnya sih gitu. Alesannya sih gitu. Nerjain tugas. Iya selalu ngerjain tugas kelompok yang menjadi kambing hitam. Kalau dipikir-pikir tiap kali ngerjain tugas, kita para boncels berkelakuan kek gini : 10% ngerjain tugas. 30% selfie, 30%ngobrol, dan 30% makan dan tiduran. Penak banget yo uripe -___- ora kepikiran galau. Ora sempet...
Maka pertahankanlah yang membuatmu bahagia dan tinggalkanlah yang membutmu bersedih.

Solat Ashar sudah. Makan sudah. Tiduran sudah. Foto bareng sudah. Tinggal main aja sih. beli bensin dulu, langsung cuss..

Candi Ijo atau Candi Abang?
Karena Candi Ijonya sudah kelewatan dan senja juga sudah di depan mata. Maka alangkah baiknya memilih lokasi yang memang nggakjauh dan searah jalan pulang. Candi Abang.

Lokasi candi di atas bukit. Di atas bukit ada bukit lagi. Dan ada yang mirip bukit, nah itu Candinya.
Parkir dua ribu puiah saja. Dan kita masih harus jalan kaki ke atas. Lumayan lah, olahraga. Selain murah, tempat ini juga lumayan bagus buat foto-foto.

Kalau ada yang berkeinginan membaca dan menganalisis relief candi, saya sarankan jangan ke Candi Abang. Saran saya ini serius dan nggak main-main ya!
Gini nih penampakan candinya.

Tuh kan! nggak ada relief. Bukit segedhe itu ternyata isinya batu bata merah lhoh gaes. Entah belum di gali. Apa emang nggak bisa di gali. Aku nggak begitu paham sama yang beginian. Pokoknya datang, foto-foto, teriak-teriak, dan berakhir dengan senyuman sepanjang jalan pulang. Kelayapan yang murah dan melegakan.

Sudah tak terhitung berapa kali kulewatkan senja yang tenang tanpamu.

Sebelum langit menggelap. Kita sempetin mampir ke “kali samudra”... aduh susah ya, asal nyemplung aja sih. nggak tau namanya apaan.
Airnya agak hijau, bagus. Batuan putih, entah karang, entah padas, entah, bagus banget. Pohon-pohon di kanan kiri sungai. Senja. Lagi-lagi aku mendapatkan bukti, bahwa tempat indah akan semakin indah bersama senja. Sama kayak kamu. Akan indah kalau sama akuh *ini maksa* sabar mblo, iseh semangat?
Begini penampakan luar bisanya sungai samudra... 


kok samudra? Ini akal-akalan kita-kita aja sih. habis bagaimana lagi? Mirip karang yang tertanam di sepanjang kali. oh ya, ada jembata gede buat jalan raya. Ada juga jembatan kecil yang udah tua ya kayaknya. Sudah nggak dipakai jalan raya lagi. Jembatan yang kecoklatan dan agak berkarat, ditumbuhi rumput kering. Indah men!
Pulang dengan perasaan bahagia.

Main sih boleh aja, asal jangan lupa sholatnya. Main sih boleh aja asal tahu aturan lah. Pulangnya juga kira-kira jam berapa, sewajarnya anak cewek aja sih.

Lebih baik kesepian saat kita sendirian. Dari pada kesepian saat di keramaian.
Aduh, itu kata-kata siapa sih ya? ><

Jangan sedih ya mblo. Jangan sedih ya boncabe-boncabe yang kece badaiku.
Cobalah cintai dirimu sendiri dulu. Nikmati setiap detail hidupmu. Nikmati kesibukanmu. Nikmati persahabatanmu. Nikmati beribadahanmu. Perhatikan keluargamu. Perhatikan teman-teman lamamu. Perdalam hobimu. Tingkatkan kualitas hidupmu.

Oke. Nampaknya sinar matahari mulai menyusup di sela-sela gumpalan awan *padahal masih subuh* *padahal nggak ada awan* sudahlah. SEKIAN DAN TERIMAKASIH.




1

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com