OJO DUMEH


Selamat pagi generasi penerus bangsa hahaha gimana kabarnya?
Langsung saja ya...

Ada banyak sekali orang di dunia ini yang butuh bahkan butuh banget diakui keberadaannya oleh manusia lain. Maksudnya si manusia itu ingin manusia lain tahu bahwa “ini lo gue. Yang bisa gini. Bisa itu”

Ya! memang sih, untuk menunjukkan bakat kita kepada masyarakat umum tentu saja harus ditunjukan. Harus diomongkan (?). Karena siapa sih yang bakalan tahu kalau kita bisa ini, bisa itu, kalau bahkan tak satupun orang lain tahu kalau kita bisaini dan bisa itu. Siapa sih yang bakal tahu diri kita kalau bahkan kita sendiri nggak pernah nampak bisa ini daan bisa itu di depan manusia lain.
Rumit banget ya nulisnya?

Boleh lah boleh.
Sah-sah saja sih, kita memberitahukan, menunjukkan, dan memaksimalkan potensi kita kepada umum. Selama itu bermanfaat lo ya. Selama itu nggak mengganggu orang lain.
Lagian, memberitahukan prestasi kita kepada orang lain adalah salah satu wujud rasa bersyukur kita kepada Tuhan. Iya kan?

TAPI.
Ada saatnya kita nggak harus “ngebet banget” buat diakui orang lain. Ada saatnya. Dan saatnya itu sangat baanyak... misalnya dalam kerja tim, atau misalnya lagi...kalau kita ternayata bermaksud menyingkirkan orang lain. Masih nggak ngerti?

Dalam kerja tim, kita harus-banget tahu gimana sikap kita. Ya bolehlah kita menunjukkan “aku bisa ini looh” “aku bisa itu loohh”... tapi jangan berlebihan. karena siapa tahu ya, sipa tahu orang lain di tim kita sebenernya lebih bisa, dan ngetawain kita di dalem hatinya.

Aduh gimana ngomongnya....
Sebenernya lagi ruwet ini sih.

Ada kalanya, kita harus menahan diri. Memberikan tugas JUGA kepada yang lain.
Susah sih.

Kita pasti bangga dan merasa hasil karya kita adalah yang terbaik. Tapi pernah nggak sih kita mikir kalau orang lain pun juga merasa gitu? Setiap orang merasa gitu. Dan pernah nggak sih kita kepikiran kalau kadang-kadang orang yang kita gantikan eksistensinya di mataa orang lain itu marasa skit hati?
Nggak maksud?

Dan di dalam kerja tim ini kita bener-bener nggak boleh SOK PALING BISA, SOK PALING BENER SENDIRI.
kadang-kadang kita juga harus menahan diri, menahan ego, dan memberikan kesempatan kepada yang lain. Sekalipun kita sebenarnya adalah ahli dalam bidangnya.

Misalnya, menulis ya. Dalam kerja tim, kita nggak boleh dong ambil bagian semua pekerjaan. Kecuali emang anggota timnya ‘ndablek’ ya... maksudku, dalam kerja tim yang normal, yang semua anggota timnya antusias banget. Ya dibagi kek. Ya diskusi kek. Ya kadang-kadang memuji hasil karangan anggota tim kita kek. Akui kalau “nggak Cuma aku yang bisa ngerjain di dini”. Gitu........ sekalipun, sebenarnya kita adalah dosen menulis faktual, misalnya.

Ya, OJO DUMEH.
Tahu kan OJO DUMEH, Yaaa hampir semua orang tahu makna, maksud, dan arti dari ojo dumeh, tapi nggak semua orang mau berusaha untuk bersikap demikian.

Dumeh ayu. Dumeh sugih. Dumeh iso... dan dumeh dumeh lainnya.

Tapi hidup itu pilihan.
Selama kamu baik. Selama kamu nggak dengan sengaja menyakiti orang lain. Saya masih menganggap kamu baik.

Kalau kata Pak Ibnu di semester kemarin sih “Saya gampang saja menilai orang lain itu baik atau jahat. Selama dia tidak menyakiti orang lain dengan sengaja. Selama dia tidak mengganggu orang lain dengan sengaja. Maka dia adalah orang yang baik!”
Sekalipun dia bekas preman, atau bekas pendusta kelas nasional...selama dia tidak menyakiti orang lain, maka dia baik.
Begitu juga sebaliknya.

Tapi sekali lagi, hidup itu pilihan.
Mau kamu jadi baik. Mau kamu jadi jahat. It’s your choice!!

Setiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing ya. ada yang ngomong “hati-hati KARMA”... TAPI banyak manusia modern yang nggak percaya karma.
Aku sih percaya bahwa memang karma tidak ada. Tapi ada TUHAN. Dan ada KOENSEKUENSI.

Simpelnya. Setiap pilihan dan langkah kita, ada konskuensinya. Selalu ada! Yaaa., istilah lain dari karma deh.

Misal kamu nyopet. Dan kamu nggak percaya karma “bahwa kelak aku bakal dicopet juga sama orang lain”. Tapi nahasnya, konsekuensi tetap ada. Kamu akan tetap dipandang sebagai pencopet selama hidup  kamu meskipun kamu udah taubat beribu kali. mungkin yang dicopet bisa lupa, tapi orang lain, tapi masyarakat lain yang tahu...nggak mungkin gampang lupa, bahwa kamu pernah nyopet.

Sama halnya...
Misalnya kamu nyakitin orang lain. Dan sekali lagi kamu nggak percaya karma. Konsekuensi akan tetap berjalan dengan semestinya. Nggak usah muluk-muluk mikirin “berarti akan ada orang lain yang menyakiti aku kelak” hahahaha! Bisa aja kan, ketika kamu nyakitin orang lain.... ada berapa banyak orang yang ‘nggak sebegitunya percaya LAGI sama kamu’. Ya setidaknya yang disakiti yang akan ‘nggaak sebegitu percayanya lagi’ sama kamu. Pernah mikirin hal sesimpel ini? nggak pernah ya...
Yaudah. Selamat bersusah payah menjalani hidup yang memusakan ego. Menjalani hidup ‘yang penting gue seneng’ dan ‘yang penting gue diakui sama orang lain’. Menjalani hidup yang seenaknya tanpa memikirkan konsekuensi, atau sebutlah karma deh... hiduplah seperti itu... pilihanmu!


Sekian.

Nb : saya bukannya sempurna ya ngomong kaya gitu. Saya sadar sebagai manusia bisa, saya juga nggak selamanya bisa menahan ego. Saya nulis itu karena saya masih ingin membacaa ini sebagaai nasihat untuk diri saya sendiri. karena saya tipe orang yang gampang buat nasihatin diri sendiri lewat tulisan. Kalau ada yang nggak sengaja baca, terus kessindir, berarti pesan saya yanag soksokan agak kenaa ya. maafkan sebelumnya..eh sesudahnya ding.
4

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com