Senja di Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulonprogo

Selamat pagi mblo~
Adakah jomblo di sekitar sini yang masih ngerasa menjadi makhluk paling hina di alam semesta ini? wah ... berarti selama ini kamu bergaul sama orang yang salah ya mblo.

Hello dunia. Mana lagi yang lebih bahagia dari menjadi jomblo dan bebas terbang kemana aja? Ada? *emang tipe jomblo yang suka membela diri

Wake up mblo! Ayo dolan! Syukur-syukur bisa jadian #ehh Ini kenapa malah ngomongin jomblo sih? ngga takut kena kutuk apa?
Duh maap.

Mari kita berkasih sayang menikmati senja di tempat wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulonprogo. Keep scrolling down cinta~
Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu
Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulonprogo ini letaknya emang agak jauh kalau dari pusat kota Jogja, apalagi kalau dari masa depan yahoohoohoo

Perjalanan kami mulai dari Jejeran, Bantul sekitar pukul 11 siang. Dan akhirnya sampai di Kulon Progo dengan pantat dan punggung yang agak *ehem* pegel, maklum udah agak tua.
Kami memutuskan untuk menikmati Pantai Glagah Indah dulu sebelum ke Mangrove, biar adem dululah ya liatin ombak.

Kalau dikira-kira untuk perjalanan dari Bantul ke Mangrove membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih 15 menit. Lumayan lama dan bakalan bosen banget meniti jalan super panjang dan sepi yang aspalnya alus banget macam kulit bayi hihihi~

Tapi santai aja, sepanjang jalan akan ada banyak sekali pemandangan indah yang bisa bikin ‘yuk berhenti dulu, kita foto bareng di sini.’ Tapi kalau demikian caranya, nanti bisa-bisa sampai ke Hutan Mngrove udah ganti tahun, kan repot.

Setelah sempat muter-muter karena tersesat dengan sangat bego di jalanan yang guede dan parahnya ada tanda panah penunjuk arah ke Hutan Mngrove yang kami lewatkan dengan tatapan kosong, akhirnya kami sampai di Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulonprogo. Letak Hutan Mangrove ini ada di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Oh ya, lokasi Hutan Mangrove ini sebenernya gampang banget ditemukan, tinggal ngidupin Maps aja. Kelar semua urusan. Penunjuk arah bener-bener jelas, mulai dari jalan raya utama, sampai ke Hutan Mangrove-nya. Jadi kalau kira-kira udah mau sampai pelan-pelan aja, biar penunjuk arahnya nggak kelewatan.

Pertama sampai tempat parkir emang bakalan pikir-pikir “Lah itu kan Cuma kolam” karna emang sejauh mata memandang emang Cuma tambak ikan yang membentang. “Mana mangrovenya mana?” “Mana pantainya mana?” Tenang! Jalanin aja dulu~

Kalian bakalan kayak masuk ke negeri di atas pohon-pohon mangrove (?) dengan sejuta keindahan yang tiada henti bikin mata berbinar. Ratusan pohon mangrove yang hubung menghubung dengan jalan utama dari bambu dan papan kayu bakalan bikin kalian ngerasa menapaki dunia di atas pohon.

Banyak banget spot foto yang kece badai di Hutan Mangrove Selain buat foto, hutan mangrove ini juga asik banget buat *uhuk* jalan berdua sama pacar. Astagfirullah~

Oh ya, pesan aja sih, ati-ati jangan banyak becanda, nanti kalau jatuh kan nggak ada nolongin ... ye kan mblo? Jangan ngarep ada pangeran muncul dari lumpur terus nangkep kamu sambil senyum manis dan ngomong “Kamu ngga papa kan?.” huuwooo~
Apalagi ngarep ada putri duyung yang senyumnya berkilau-kilau dengan ekor eksotis. Jangan pernah berpikiran kayak gitu, jangan!

Becanda ding.

Menurutku sih papan kayu yang digunakan sebagai jalan penghubung itu cukup kokoh dan aman kok. Kecuali emang sengaja lompat sih. Heran juga ya, gimana cara bikinnya? Telaten amat~

Kata Bapak penjaga parkir yang super ramah sih emang semua yang ada di Hutan Mangrove itu kreasi warga sekitar. Pertama dulunya ada mahasiswa KKN gitu deh, nanem pohon mangrove. Tujuannya biar nggak terkena abrasi karna ombak laut. Tapi sekarang liat deh, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui dudududu~ Selain buat penangkal ombak, mangrove di sana juga bisa kita nikmati untuk liburan bareng orang-orang tersayang.
Nah contoh dusun yang mau maju dalam hal memaksimalkan potensi wisata ya. boleh banget dicontoh ini ....

Fasilitas di Wisata Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kulonprogo ini cukup lengkap. Untuk tempat sampah disetiap sudut sudah tersedia. Kalau mau Sholat ada sih musola, sebelum pintu masuk mangrove, tapi ketika kami ke sana nggak ada mukena. Jadi, buat jaga-jaga jangan lupa bawa dari rumah. Atau kalau enggak, di sekitaran dusun juga ada sih tempat ibadah. Ngga perlu kawatir cintah ...

Perjalanan kali ini kita tutup dengan senja yang cukup indah, ULALA~

Senja Hutan Mangrove

Oke segitu dulu. Selamat menyongsong hari-hari esok cinta. Keep smile, kalo kata Chanyeol sih walaupun segala sesuatu yang kita hadapi berat dan sangat sangat sulit, jangan lupa untuk ..Always be positive and smile like an idiot yaa!

See you~
1

Seuntai Kisah dari Tempat (yang tak sanggup) Kusebut Rumah



Mana yang lebih sedih dari meninggalkan rumah dan tahu bahwa esok nggak akan pernah bisa pulang lagi?


Selamat malam pemeluk kenangan!

Di malam yang lumayan dingin ini aku mau sedikit cerita tentang kisah-kisah konyol bin ngga pentingku selama KKN sekitar sebulan yang lalu. Maaf kalau nanti endingnya bakalan sok pujangga kesasar dunia lain. Atau nanti endingnya bakal kayak dongeng cerita rakyat bawang merah bawang putih. Maaf banget.

Sebenernya males banget nulis, tapi dari pada dipendem, nanti malah timbul jerawat di mana-mana dan akhirnya aku ditinggalin banyak orang, terus aku kesepian sendirian nangis di pojokan. Dasar jerawat bangke! Lah? Jerawat apa bangke? Apa bangke punya jerawat? Apa kamu punya aku? #eh gimana.

Oke yuk mari serius. Narik napas~

Ada tempat di mana kamu mau menyebutnya rumah, tapi bahkan kamu nggak akan pernah bisa pulang semaumu. Dan keluarga dari tempat yang mau kau sebut rumah itu benar-benar berbatas waktu. Mereka ada. Mereka menyayangi. Mereka memeluk ketakutanmu. Mereka tersenyum pada setiap bahagiamu. Mereka keluarga. Keluarga yang hadir di ambang waktu yang nggak bisa kamu kekalkan. Rumahmu, Posko KKNmu. Keluargamu, teman KKNmu.

Jika diingat kembali. Pertama kali datang dengan malu campur takut, tangan kecilmu mengetuk pintu bercat coklat tua. Mengendap-endap di lantai keramik merah bercorak coklat. Pandanganmu memutar kesegala arah, berharap seorang berwajah teduh dengan senyum hangatnya keluar dari balik pintu bercat coklat tua itu. Belakangan kau sebut ia ‘Budhe’.
“Mungkin Budhe tidur.” Karna sadar matahari sudah berjalan tepat di atas kepala. Dimana manusia sedang lelah-lelahnya.

Hari ini Jum’at. Dengan segala penat yang telah kamu lalui di sekolah. Kamu tahu bekal nasi yang sempat kamu beli di kantin sekolah tadi sudah sangat menyiksa perut kosong dan lelahmu. Tapi pintu tak kunjung berderit karena sengaja dibuka oleh seseorang yang wajahnya belum kekal dalam ingatmu.

Tetiba pintu terbuka. Senyumnya yang hangat segera saja tertuju padamu dan temanmu yang sedari tadi duduk terdiam di teras. Wajahnya penuh gurat kasih sayang yang selama ini ia curahkan untuk perjalanan hidupnya yang panjang. Mempersilakanmu masuk. Menemanimu berbincang sebentar. Dan ia dengan segala pengertiannya membiarkanmu untuk berbaring dan memejamkan mata sejenak, di kamar depan. di kamar yang kelak selama dua bulan ke depan akan penuh dengan canda tawa, drama marah-marahan, lagu cinta yang berputar-putar di ambang udara, kejahilan yang tiada henti kau hadapi, cerita-cerita hangat, kelaparan, kekenyangan, ngantuk, sakit, lelah, penat dan yang terakhir kesedihan yang dengan susah payah kau sembunyikan dari yang lain.

Lalu. DUA bulan berlalu cepat. Bukan ia yang akan muncul dari balik pintu bercat coklat tua itu. Tapi, Kini kau sendiri yang sudah tanpa malu dan takut, membuka pintu bercat coklat itu dengan kunci yang telah dipercayakannya padamu.

Kini kau sudah tak harus mengendap-endap di lantai keramik merah bercorak coklat itu. Pun, kini kau sudah melupakan kebiasaanmu, melempar Pandang memutar kesegala arah, berharap seorang berwajah teduh dengan senyum hangatnya keluar dari balik pintu bercat coklat tua itu.

Kadang kamu harus tahu satu hal. Pada setiap mimpi yang paling indah pun, kau harus tetap bangun. Dan melanjutkan hidup.

JIKA, ada tempat di mana kamu mau menyebutnya rumah, tapi bahkan kamu nggak akan pernah bisa pulang semaumu. Dan keluarga dari tempat yang mau kau sebut rumah itu benar-benar berbatas waktu. Dimana Mereka ada. Dimana Mereka menyayangimu. Dimana Mereka memeluk ketakutanmu. Dimana Mereka tersenyum pada setiap bahagiamu. Mereka keluarga. Keluarga yang hadir di ambang waktu yang nggak bisa kamu kekalkan. ADALAH MIMPI YANG INDAH. Kini cobalah untuk membungkusnya dengan sebaik-baiknya bungkus. Simpanlah dengan rapi. Dan sesekali bukalah untuk sekedar tersenyum sambil berurai air mata. LALU BANGUNLAH. HARI SUDAH TERLALU PAGI :)

Jika selama dua bulan terakhir di setiap Jum’at, Sabtu, dan Minggu-mu adalah mimpi panjang yang indah, maka kenangkanlah dengan sebaik-baiknya kenangan. Sampai jumpa kasih sayang!


DAN, Mana yang lebih sedih dari meninggalkan rumah dan tahu bahwa esok nggak akan pernah bisa pulang lagi?
0

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com